lagi-lagi telur dadar…


wanita berdaster lusuh yang sedang memasak itu istriku, sudah 10 tahun kami bersama, berarti daster itu juga sudah berumur sama. Wajahnya cepat menua, padahal dulu dia adalah kembang desa, cantik parasnya tiada dua.

aroma dari dapur ini seperti biasa menemani rumah kontrakan kami yang mungil, yang sudah 3 bulan belum dibayar tunggakannya. Untungnya sang empunya kontrakan adalah pelupa, sama dengan negaraku, gampang lupa hanya karena isu-isu yang disengaja.

suara 5 orang anak kami, adalah alarm untuk membangunkan tetangga, tiada pagi tanpa bertengkar satu dan lainnya.

sudah lupa aku rasanya bagaimana sarapan pagi. Istriku memasukkan nasi dan lauk dalam kotak plastik, dan menaruhnya dalam tas kerjaku, kemudian berlalu mengurus 5 anak kami yang tak beda dengan anak burung yang berebut minta potongan tubuh cacing.

jam 12.15. waktunya makan siang. Ajakan makan siang di kantin dari teman kantor aku jawab dengan gelengan kepala.

aku buka kotak nasi dari istriku.

“Lagi,-lagi telur dadar…”

dan setengah jam aku habiskan dengan mengeluhkan keadaanku di depan meja kerja.

tiba-tiba ikan dalam akuarium kecil di meja berbicara,,

“Mengeluh tapi ga berbuat sesuatu untuk merubah situasi, dasar manusia gila”

aku tersedak.

#7

#telurDadar

#15harimenulisdiblog

14 thoughts on “lagi-lagi telur dadar…

    1. iyah mbak sekar, saya baru belajar bikin ‘ledakan’ di akhir cerita..masih kurang nendang yah?

      mau saya tendang beneran saja? #hihi

      makasih kaar, sudah mampir :p

    1. setiap hari harus semakin lebih baik, bukan begitu mas Daniel ? šŸ™‚

      terimakasih sudah baca, dan kasih komen mas, suatu kehormatan buat saya šŸ™‚

Leave a reply to bejanawaktu Cancel reply